Kamis, 29 Mei 2014

mikroba



1.    Deskripsi mikroba
Mikroba atau mikroorganisme adalah organisme mikroskopik yang sebagian besar berupa satu sel yang terlalu kecil untuk dapat dilihat menggunakan mata telanjang. Mikroba berukuran sekitar seperseribu milimeter (1 mikrometer) atau bahkan kurang, walaupun ada juga yang lebih besar dari 5 mikrometer. Karenanya, mikroba hanya bisa dilihat dengan menggunakan alat bantu berupa mikroskop.
Mikroba ada dalam udara yang kita hirup. Dia mungkin juga ada dalam makanan yang kita makan dan minuman yang kita minum terutama makanan dan minuman yang sudah terkontaminasi, dipermukaan kulit, dalam mulut, hidung dan setiap lubang pada tubuh, serta dalam saluran pernafasan dan pencernaan.
Mikroba lebih banyak lagi ditemui pada tanaman dan hewan. Sebagian besar mikroba tidak berbahaya bagi manusia, dan manusia yang sehat diberi kemampuan oleh Yang Maha Kuasa untuk bertahan dari serangan mikroba yang berbahaya sampai batas-batas tertentu.
Peran mikroorganisme dalam kehidupan
a.       Peranan yang Merugikan
·         Penyebab penyakit, baik pada manusia, hewan maupun tumbuhan
Misalnya Strptococcus pneumoniae penyebab pneumonia dan Corynebacterium diphtheriae penyebab dipteri.
·         Penyebab kebusukan makanan (spoilage)
Adanya kebusukan pada makanan dapat disebabkan oleh beberapa jenis bakteri yang tumbuh dalam makanan tersebut. Beberapa di antara mikroorganisme dapat mengubah rasa beserta aroma dari makanan sehingga dianggap merupakan mikroorganisme pembusuk. Dalam pembusukan daging, mikroorganisme yang menghasilkan enzim proteolitik mampu merombak protein-protein. Pada proses pembusukan sayur dan buah, mikroorganisme pektinolitik mampu merombak bahan-bahan yang mengandung pektin yang terdapat pada dinding sel tumbuhan (Tarigan, 1988). Mikroorganisme seperti bakteri, khamir (yeast) dan kapang (mould) dapat menyebabkan perubahan yang tidak dikehendaki pada penampakan visual, bau, tekstur atau rasa suatu makanan. Mikroorganisme ini dikelompokkan berdasarkan tipe aktivitasnya, seperti proteolitik, lipolitik, dll. Atau berdasarkan kebutuhan hidupnya seperti termofilik, halofilik, dll.
b.      Peranan yang Menguntungkan
Banyak yang menduga bahwa mikroorganisme membawa dampak yang merugikan bagi kehidupan hewan, tumbuhan, dan manusia, misalnya pada bidang mikrobiologi kedokteran dan fitopatologi banyak ditemukan mikroorganisme yang patogen yang menyebabkan penyakit dengan sifat-sifat kehidupannya yang khas. Meskipun demikian, masih banyak manfaat yang dapat diambil dari mikroorganisme-mikroorganisme tersebut. Penggunaan mikroorganisme dapat diterapkan dalam berbagai bidang kehidupan, seperti bidang pertanian, kesehatan, dan lingkungan. Beberapa manfaat yang dapat diambil antara lain sebagai berikut:
·         Bidang pertanian
Dalam bidang pertanian, mikroorganisme dapat digunakan untuk peningkatan kesuburan tanah melalui fiksasi N2, siklus nutrien, dan peternakan hewan. Nitrogen bebas merupakan komponen terbesar udara. Unsur ini hanya dapat dimanfaatkan oleh tumbuhan dalam bentuk nitrat dan pengambilan khususnya melalui akar. Pembentukan nitrat dari nitrogen ini dapat terjadi karena adanya mikroorganisme. Penyusunan nitrat dilakukan secara bertahap oleh beberapa genus bakteri secara sinergetik.
Dalam konteks makanan halal, salah satu mikroba yang cukup kontroversi akhir-akhir ini, yaitu mikroba dari jenis bifidobacteria. Mikroba ini adalah bakteri yang banyak ditemukan dalam usus bayi yang hanya mengkonsumsi ASI. Bifidobacteria menjadi penting karena merupakan salah satu probiotik yang dapat menekan pertumbuhan mikroba patogen lain dalam usus bayi dan merangsang kekebalan tubuh bayi.
Karena berfungsi sebagai probiotik maka ilmuwan dari industri mengisolasinya pertama kali dari kotoran bayi sehat yang hanya mengkonsumsi air susu ibu. Setelah diisolasi, bakteri ini dimurnikan berkali-kali agar tidak terkontaminasi oleh bakteri lain.
Pemurnian dilakukan dengan melarutkannya dalam air garam sampai ratusan ribu kali, kemudian ditumbuhkan pada media agar, diisolasi lagi, dan ditumbuhkan lagi berkali-kali sampai ratusan kali.
2.    Jelaskan pengamatan mikroba secara makroskopis, mikroskopis dan fisiologis !
a.      Morfologi Makroskopik
Populasi bakteri tumbuh sangat cepat ketika mereka disertakan dengan gizi dan kondisi lingkungan yang memungkinkan mereka untuk berkembang. Melalui pertumbuhan ini, berbagai jenis bakteri kadang-kadang akan menghasilkan koloni yang khas dalam penampilan. Beberapa koloni mungkin akan berwarna, ada yang berbentuk lingkaran, sementara yang lain tidak teratur. Karakteristik koloni (bentuk, ukuran, warna, dll) yang diistilahkan sebagai "koloni morfologi". Morfologi koloni adalah cara para ilmuwan dapat mengidentifikasi bakteri. Morfologi koloni dapat ditinjau dari berbagai aspek, yaitu :
ü  Shape                   : Bentuk
ü  Edge                     : Tepi;pinggir
ü  Elevation              : Ketinggian
ü  Size                       : Ukuran
ü  Surface                 : Permukaan
ü  Consistency          : Kekentalan ; kepadatan
ü  Odor                     : Bau
ü  Opacity                 : Transparansi
ü  Chromogenesis    : Pigmentasi
b.       Morfologi Mikroskopik
Morfologi mikroskopik adalah karakteristik bakteri yang dilihat melalui pengamatan dibawah mikroskop. Bentuk bakteri sangat bervariasi, tetapi secara umum ada 3 tipe, yaitu :
ü  Bentuk batang / basil.
ü  Bentuk bulat / kokus.
ü  Bentuk spiral / spirilium.
Variasi bakteri atau koloni bakteri dipengaruhi oleh arah pembelahannya, umur, dan syarat pertumbuhan tertentu misalkan makanan, suhu, dan keadaan yang tidak menguntungkan bakteri.
a)      Bentuk basil  (batang)
Dibedakan atas:
o   Basil tunggal, berupa batang tunggal, contohnya Escherchia coli dan Salmonella typi.
o   Diplobasil; berbentuk batang bergandengan dua-dua.
o   Streptobasil; berupa batang bergandengan seperti rantai, contohnya Streptobacillus moniliformis dan Azotobacter sp.
b)      Bentuk bulat (kokus)
Bakteri berbentuk bulat (kokus = sferis/tidak bulat betul) dibagi mejadi bentuk- bentuk sebagai berikut:
o   Monokokus,berbentuk bulat, satu-satu, contohnya Monococcus gonorhoe.
o   Diplokokus, bentuknya bulat bergandengan dua-dua, misalnya Diplococcus pneumonia.
o   Streptokokus, memiliki bentuk bulat bergandengan seperti rantai, sebagai hasil pembelahan sel kesatu atau dua arah dalam satu garis.
o   Tetrakokus, berbentuk bulat terdiri 4 sel yang tersusun dalam bentuk bujur sangkar sebagai hasil pembelahan sel kedua arah.
o   Sarkina, berbentuk bulat terdiri atas 8 sel yang tersusun dalam bentuk kubus sebagai hasil pembelahan sel ketiga arah, contohnya Sarcia sp.
o   Stafilokokus, berbentuk bulat, tersusun seperti kelompok buah anggur sebagai hasil pembelahan sel ke segala arah.
o   Mikrococcus, jika kecil dan tunggal.
c)      Bentuk Spiral
Di bagi menjadi:
o   Koma (vibrio); berbentuk lengkungan kurang dari setengah lingkaran, contoh nya Vibrio coma, penyebab penyakit kolera.
o   Spiral; berupa lengkunagn lebih dari setengah lingkaran, contohnya Spirillium minor yang menyebabkan demam dengan perantara gigitan tikus atau hewanpengerat lainnya.
o   Spiroooseta; berupa spiral yang halus dan lentur, contohnya Treponema pallisum, penyebab penyakit sifilis.
Bentuk tubuh bakteri dipengaruhi oleh keadaan lingkungan, medium dan usia. Oleh karena itu untuk membandingkan bentuk serta ukuran bakteri, kondisinya harus sama. Pada umumnya bakteri yang usianya lebih muda ukurannya relatif lebih besar daripada yang sudah tua.
c.       Morfologi Fisiologis
Uji fisiologis bakteri dilakukan untuk mengidentifikasi bakteri berdasarkan aktivitas selnya. Bakteri yang dapat menghidrolisis pati mempunyai aktivitas amilolitik, yaitu menghasilkan enzim amilase yang dapat mengubah pati menjadi molekul-molekul gula sederhana (monosakarida) untuk kebutuhan metabolisme sel. Aktivitas tersebut ditandai dengan adanya zona bening di sekeliling koloni pada uji hidrolisis pati (Hadioetomo, 1993).
Jenis bakteri yang dapat menghidrolisis protein adalah bakteri yang memproduksi enzim proteinase ekstraseluler. Semua bakteri memiliki enzim proteinase tapi tidak semuanya memiliki enzim proteinase ekstraseluler. Aktivitas enzim ini juga dapat dibuktikan dengan adanya zona bening di sekeliling koloni pada hasil uji (Winarno et al. 1980).
Bakteri penghidrolisis lemak mampu mengubah senyawa menjadi asam lemak dan gliserol. Bakteri dengan kemampuan hidrolisis lemak akan menimbulkan warna merah kekuningan pada bagian bawah dan sekitar koloni. Fermentasi juga dapat menyebabkan oksidasi yang berlanjut menjadi penyebab ketengikan, namun jika oksidasi belum berlanjut dapat menciptakan cita rasa yang khas (Rahayu et al. 1992).
Uji katalase digunakan untuk mengetahui aktivitas katalase pada sampel bakteri. Enzim katalase berperan dalam memecah H2O2 (Hidrogen Peroksida) menjadi H2O dan O2. Hasil uji katalase positif ditandai dengan adanya gelembung-gelembung oksigen (Prasetyo 2011).




3.    Jelaskan teknik pengamatan mikroba (fungi, virus, bakteri dsb)
a.       Pengamatan makroskopis, yaitu pengamatan pertumbuhan koloni fungi secara langsung
b.      Pengamatan mikroskopis, yaitu pengamatan morfologi fungi dengan menggunakan mikroskop.
c.       Menggunakan teknik pengecatan
ü  Pengecatan sederhana
Pengecatan sederhana berarti bahwa hanya ada satu macam cat yang digunakan dan satu langkah urutan kerja saja. Dilakuakan untuk mewarnai sel-sel mikroorganisme yang akan diamati. Pengecetan sederhana ini dimaksud untuk mewarnai suatu jenis mikroorganisme misalnya bakteri, sehingga bentuk dan susunan selnya jelas kelihatan pada pemiriksaan dibawah mikroskop. Catnya dibubuhkan diatas kaca objek yang sudah difiksasi terlebih dahulu. Kemudian dicuci, dikeringkan dan diperiksa dibawah mikroskop. Kadabg-kadang ditambahkan mordant agar warna cat lebih intensif. Cat-cat sederhana yang sering digunakan dilaboratorium adalah: Methiylene blue, carbol fuchsin, gentianviolet dan safranin.
ü  Pengecatan Deferensial
Prosedur pewaraan dalam pengecatan ini memungkinkan pengamatan yang jelas perbedaan antara sel-sel bakteri atau bagian-bagian sel bakteri. Selain untuk melihat bentuk bakteri, pengecatan ini juga bertujuan untuk melihat sifat-sifat bakteri terhadap cat dan untuk mengetahui bagian-bagian sel bakteri yang tidak dapat diamati dengan pengecetan sederhana.
Pengecetan deferensial dapat dibedakan menjadi:
1.       Pengecetan gram
Salah satu teknik pengecatan yang paling penting dan banyak digunakan dalam bidang mikrobiologi adalah pengecatan gram, cara pengecatan ini dikembangkan oleh ahli bakteriologi bernama hanscnristian gram pada tahun 1884.
2.       Pengecetan ziehl-neelson (acid-faststaining)
Pengecatan ini dimaksudkan untuk mengetahui sifat-sifat dari bakteria apakah bakteria itu tahan asam (non acid-fast). Bakteri yang tahan asam mengandung semacam lemak pada permukaan dari selnya. Masalah ini dapat ditanggulangi dengan pemanasan yang ringan atau dengan detergen yang dapat mengencerkan komponen lemak yang terdapat didalam dinding, sehingga cat dapat masuk kedalam isi sel. Akan tetapi kalau tetap dicat, sel-sel ini tidak luntur dengan acid alkohol dan oleh sebab itu disebut acid-fast (tahan asam). Pada pengecatan ziehl-neelson digunakan tiga macam zat yaitu :
-          ziehl neelson A, yang terdiri dari ziehl neelson’s carbol fuchsin.
-          ziehl neelson B, terdiri dari 3 % HCL dalam 95% alkohol, atau 25% H2SO4 dalam 70% alkohol campuran ini disebut acid alkohol.
-           Sebagai counterstain digunakan Methyieme blue (loffer’s metilen blue).
3.      Pengecatan flagella
Beberapa mikroba dapat bergerak dari suatu tempat ke tempat lain untuk mencari nutrien yang berguna bagi kelangsungan hidupnya, pergerakan ini mungkin terjadi karena adanya kegiatan organel sel seperti bulu-bulu getar dan bulu-bulu cambuk atau dengan penonjolan sebagian sitoplasma sebagai pseudopodia. Cara pelekatan dan bagian keluarnya dari permukaan sel merupakan karakteristik pada bakteria tertentu. Oleh karena itu agak penting diketahui dalam mengadakan determinasi sel-sel bakteri. Oleh karena tiap flagelium bakteri terdiri dari satu filamen protein tunggal yang berpenampang banyak, 15 nanometer, maka pengamatannya agak sukar dilakukan dibawah mikroskop optik. Masalah ini dapat diatasi dengan membubuhi mordant pada preparat agar diameter filamen bertambah sampai batas kemampuan mikroskop optik dan kemudian dicat. Pengecatan flagela ini dapat dilakukan dengan bahan-bahan :
-          Kultur proteus sp dan pscudomos sp
-          Crystal violet
-          Cat flagella : leipson : flagella stainn dengan komposisi sebagai berikut;
§  K AL(SO4)2, 12H2O(larutan jenuh dalam air 20 mil
§  Tannic acid (20% larutan jenuh dalam air)…. 10 mil
§  Air suling……………………………………... 10 mil
§  Ethyl alkohol 90%.......................................... 15 mil
§  Basicfuchsin (larutan jenuh dalam 95% etil alkohol) 3 mil
4.      Pengecatan endospora
Banyaknya mikroba yang dapat membentuk spora, akan tetapi endospora yang dibentuk bakteri ssangat unik karena tahan terhadap berbagai macam kondisi lingkungan. Karena ketehanannnya terdapat suhu yang tinggi, endospora bakteri dapat menimbulkan masalah dalam industri makanan yang menggunakan proses pemanasan untuk pengawetan produknya, bakteri-bakteri pembentuk endospora yang paqling penting adalah anggotaanggota generabacillus dan clostridium. Metode yang digunakan untuk mewarnai endospora, biasanya membutuhkan suaru langkah pemanasan untuk mengacu cat kedalam tubuh spora.
Pengecatan spora dapat dilakukan dengan alat dan bahan sebagai berikut :
·         Kultur clostridium dan bacillus sp dalam nutrien-agar (berumur 7 hari)
·         Larutan malacite green 5% dalam air
·         Safrani  5% dalam air dan kaca objek
5.      Pengecatan negatif
Maksud pengecatan negatif adalah untuk mewarnai latar belakang atau bidang pemandangan dibawah mikroskop dan bukan untuk mewarna sel-sel mikroba yang akan diperiksa. Pengecatan negatif dapat digunakan untuk melihat lapisan kapsul yang menyelubungi tubuh bakteri dengan hanya menggunakan satu macam cat saja. Lapisan-lapisan kapsul terdiri dari polimer gula atau protein atau kombinasi kedua-duanya. Pengecatan negatif dapat dilakukan dengan tata urutan kerja prosedur sebagai berikut :
a.       Teteskan migrosin (india ink), diatas kaca objek yang bersih, diambil satu ose suspansi bakteri dan sioleskan pada tetesan mkgrosin. Kemudian dicampur dengan migrosinnys.
b.      Preparat diratakan dengan menggunakan kaca obbjek. Preparat dikeringkan diudara.
c.       Periksa dengan menggunakan mikroskop.
d.      Membuat laporan hasil pengamatan.
Sumber :





















Tidak ada komentar:

Posting Komentar