1. Deskripsi
mikroba
Mikroba
atau mikroorganisme adalah organisme mikroskopik yang sebagian besar berupa
satu sel yang terlalu kecil untuk dapat dilihat menggunakan mata telanjang. Mikroba
berukuran sekitar seperseribu milimeter (1 mikrometer) atau bahkan kurang,
walaupun ada juga yang lebih besar dari 5 mikrometer. Karenanya, mikroba hanya
bisa dilihat dengan menggunakan alat bantu berupa mikroskop.
Mikroba
ada dalam udara yang kita hirup. Dia mungkin juga ada dalam makanan yang kita
makan dan minuman yang kita minum terutama makanan dan minuman yang sudah
terkontaminasi, dipermukaan kulit, dalam mulut, hidung dan setiap lubang pada
tubuh, serta dalam saluran pernafasan dan pencernaan.
Mikroba
lebih banyak lagi ditemui pada tanaman dan hewan. Sebagian besar mikroba tidak
berbahaya bagi manusia, dan manusia yang sehat diberi kemampuan oleh Yang Maha
Kuasa untuk bertahan dari serangan mikroba yang berbahaya sampai batas-batas
tertentu.
Peran
mikroorganisme dalam kehidupan
a.
Peranan yang
Merugikan
·
Penyebab penyakit, baik pada manusia,
hewan maupun tumbuhan
Misalnya
Strptococcus pneumoniae penyebab pneumonia dan Corynebacterium
diphtheriae penyebab dipteri.
·
Penyebab kebusukan makanan (spoilage)
Adanya
kebusukan pada makanan dapat disebabkan oleh beberapa jenis bakteri yang tumbuh
dalam makanan tersebut. Beberapa di antara mikroorganisme dapat mengubah rasa
beserta aroma dari makanan sehingga dianggap merupakan mikroorganisme pembusuk.
Dalam pembusukan daging, mikroorganisme yang menghasilkan enzim proteolitik
mampu merombak protein-protein. Pada proses pembusukan sayur dan buah,
mikroorganisme pektinolitik mampu merombak bahan-bahan yang mengandung pektin
yang terdapat pada dinding sel tumbuhan (Tarigan, 1988). Mikroorganisme seperti
bakteri, khamir (yeast) dan kapang (mould) dapat menyebabkan
perubahan yang tidak dikehendaki pada penampakan visual, bau, tekstur atau rasa
suatu makanan. Mikroorganisme ini dikelompokkan berdasarkan tipe aktivitasnya,
seperti proteolitik, lipolitik, dll. Atau berdasarkan kebutuhan hidupnya
seperti termofilik, halofilik, dll.
b.
Peranan yang Menguntungkan
Banyak yang
menduga bahwa mikroorganisme membawa dampak yang merugikan bagi kehidupan
hewan, tumbuhan, dan manusia, misalnya pada bidang mikrobiologi kedokteran dan
fitopatologi banyak ditemukan mikroorganisme yang patogen yang menyebabkan
penyakit dengan sifat-sifat kehidupannya yang khas. Meskipun demikian, masih
banyak manfaat yang dapat diambil dari mikroorganisme-mikroorganisme tersebut.
Penggunaan mikroorganisme dapat diterapkan dalam berbagai bidang kehidupan,
seperti bidang pertanian, kesehatan, dan lingkungan. Beberapa manfaat yang
dapat diambil antara lain sebagai berikut:
·
Bidang
pertanian
Dalam bidang pertanian, mikroorganisme dapat digunakan untuk peningkatan
kesuburan tanah melalui fiksasi N2, siklus nutrien, dan peternakan
hewan. Nitrogen bebas merupakan komponen terbesar udara. Unsur ini hanya dapat
dimanfaatkan oleh tumbuhan dalam bentuk nitrat dan pengambilan khususnya
melalui akar. Pembentukan nitrat dari nitrogen ini dapat terjadi karena adanya
mikroorganisme. Penyusunan nitrat dilakukan secara bertahap oleh beberapa genus
bakteri secara sinergetik.
Dalam
konteks makanan halal, salah satu mikroba yang cukup kontroversi akhir-akhir
ini, yaitu mikroba dari jenis bifidobacteria. Mikroba ini adalah
bakteri yang banyak ditemukan dalam usus bayi yang hanya mengkonsumsi ASI. Bifidobacteria
menjadi penting karena merupakan salah satu probiotik yang dapat menekan
pertumbuhan mikroba patogen lain dalam usus bayi dan merangsang kekebalan tubuh
bayi.
Karena
berfungsi sebagai probiotik maka ilmuwan dari industri mengisolasinya pertama
kali dari kotoran bayi sehat yang hanya mengkonsumsi air susu ibu. Setelah diisolasi,
bakteri ini dimurnikan berkali-kali agar tidak terkontaminasi oleh bakteri
lain.
Pemurnian
dilakukan dengan melarutkannya dalam air garam sampai ratusan ribu kali,
kemudian ditumbuhkan pada media agar, diisolasi lagi, dan ditumbuhkan lagi
berkali-kali sampai ratusan kali.
2. Jelaskan
pengamatan mikroba secara makroskopis, mikroskopis dan fisiologis !
a.
Morfologi
Makroskopik
Populasi bakteri tumbuh sangat cepat ketika
mereka disertakan dengan gizi dan kondisi lingkungan yang memungkinkan mereka
untuk berkembang. Melalui pertumbuhan ini, berbagai jenis bakteri kadang-kadang
akan menghasilkan koloni yang khas dalam penampilan. Beberapa koloni mungkin
akan berwarna, ada yang berbentuk lingkaran, sementara yang lain tidak teratur.
Karakteristik koloni (bentuk, ukuran, warna, dll) yang diistilahkan sebagai
"koloni morfologi". Morfologi
koloni adalah cara para ilmuwan dapat mengidentifikasi bakteri. Morfologi koloni dapat ditinjau dari berbagai aspek,
yaitu :
ü Shape :
Bentuk
ü Edge : Tepi;pinggir
ü Elevation : Ketinggian
ü Size :
Ukuran
ü Surface : Permukaan
ü Consistency : Kekentalan ; kepadatan
ü Odor :
Bau
ü Opacity : Transparansi
ü Chromogenesis : Pigmentasi
b.
Morfologi Mikroskopik
Morfologi
mikroskopik adalah karakteristik bakteri yang dilihat melalui pengamatan dibawah
mikroskop. Bentuk bakteri sangat bervariasi, tetapi secara umum ada 3 tipe,
yaitu :
ü Bentuk
batang / basil.
ü Bentuk
bulat / kokus.
ü Bentuk
spiral / spirilium.
Variasi
bakteri atau koloni bakteri dipengaruhi oleh arah pembelahannya, umur, dan
syarat pertumbuhan tertentu misalkan makanan, suhu, dan keadaan yang tidak
menguntungkan bakteri.
a)
Bentuk
basil (batang)
Dibedakan
atas:
o
Basil tunggal,
berupa batang tunggal, contohnya Escherchia coli dan Salmonella typi.
o
Diplobasil;
berbentuk batang bergandengan dua-dua.
o
Streptobasil;
berupa batang bergandengan seperti rantai, contohnya Streptobacillus
moniliformis dan Azotobacter sp.
b)
Bentuk bulat (kokus)
Bakteri
berbentuk bulat (kokus = sferis/tidak bulat betul) dibagi mejadi bentuk- bentuk
sebagai berikut:
o
Monokokus,berbentuk
bulat, satu-satu, contohnya Monococcus gonorhoe.
o
Diplokokus, bentuknya
bulat bergandengan dua-dua, misalnya Diplococcus pneumonia.
o
Streptokokus,
memiliki bentuk bulat bergandengan seperti rantai, sebagai hasil pembelahan sel
kesatu atau dua arah dalam satu garis.
o
Tetrakokus,
berbentuk bulat terdiri 4 sel yang tersusun dalam bentuk bujur sangkar sebagai
hasil pembelahan sel kedua arah.
o
Sarkina,
berbentuk bulat terdiri atas 8 sel yang tersusun dalam bentuk kubus sebagai
hasil pembelahan sel ketiga arah, contohnya Sarcia sp.
o
Stafilokokus,
berbentuk bulat, tersusun seperti kelompok buah anggur sebagai hasil pembelahan
sel ke segala arah.
c)
Bentuk Spiral
Di
bagi menjadi:
o
Koma (vibrio); berbentuk
lengkungan kurang dari setengah lingkaran, contoh nya Vibrio coma, penyebab
penyakit kolera.
o
Spiral;
berupa lengkunagn lebih dari setengah lingkaran, contohnya Spirillium minor
yang menyebabkan demam dengan perantara gigitan tikus atau hewanpengerat
lainnya.
o
Spiroooseta;
berupa spiral yang halus dan lentur, contohnya Treponema pallisum, penyebab
penyakit sifilis.
Bentuk
tubuh bakteri dipengaruhi oleh keadaan lingkungan, medium dan usia. Oleh karena
itu untuk membandingkan bentuk serta ukuran bakteri, kondisinya harus sama.
Pada umumnya bakteri yang usianya lebih muda ukurannya relatif lebih besar
daripada yang sudah tua.
c.
Morfologi
Fisiologis
Uji
fisiologis bakteri dilakukan untuk mengidentifikasi bakteri berdasarkan
aktivitas selnya. Bakteri yang dapat menghidrolisis pati mempunyai aktivitas
amilolitik, yaitu menghasilkan enzim amilase yang dapat mengubah pati menjadi
molekul-molekul gula sederhana (monosakarida) untuk kebutuhan metabolisme sel.
Aktivitas tersebut ditandai dengan adanya zona bening di sekeliling koloni pada
uji hidrolisis pati (Hadioetomo,
1993).
Jenis
bakteri yang dapat menghidrolisis protein adalah bakteri yang memproduksi enzim
proteinase ekstraseluler. Semua bakteri memiliki enzim proteinase tapi tidak
semuanya memiliki enzim proteinase ekstraseluler. Aktivitas enzim ini juga
dapat dibuktikan dengan adanya zona bening di sekeliling koloni pada hasil uji
(Winarno et al. 1980).
Bakteri
penghidrolisis lemak mampu mengubah senyawa menjadi asam lemak dan gliserol.
Bakteri dengan kemampuan hidrolisis lemak akan menimbulkan warna merah
kekuningan pada bagian bawah dan sekitar koloni. Fermentasi juga dapat
menyebabkan oksidasi yang berlanjut menjadi penyebab ketengikan, namun jika
oksidasi belum berlanjut dapat menciptakan cita rasa yang khas (Rahayu et
al.
1992).
Uji
katalase digunakan untuk mengetahui aktivitas katalase pada sampel bakteri.
Enzim katalase berperan dalam memecah H2O2 (Hidrogen
Peroksida) menjadi H2O dan O2. Hasil uji katalase positif
ditandai dengan adanya gelembung-gelembung oksigen (Prasetyo 2011).
3. Jelaskan
teknik pengamatan mikroba (fungi, virus, bakteri dsb)
a.
Pengamatan
makroskopis, yaitu pengamatan pertumbuhan koloni fungi secara langsung
b.
Pengamatan
mikroskopis, yaitu pengamatan morfologi fungi dengan menggunakan mikroskop.
c.
Menggunakan teknik pengecatan
ü Pengecatan sederhana
Pengecatan
sederhana berarti bahwa hanya ada satu macam cat yang digunakan dan satu
langkah urutan kerja saja. Dilakuakan untuk mewarnai sel-sel mikroorganisme
yang akan diamati. Pengecetan sederhana ini dimaksud untuk mewarnai suatu jenis
mikroorganisme misalnya bakteri, sehingga bentuk dan susunan selnya jelas
kelihatan pada pemiriksaan dibawah mikroskop. Catnya dibubuhkan diatas
kaca objek yang sudah difiksasi terlebih dahulu. Kemudian dicuci, dikeringkan
dan diperiksa dibawah mikroskop. Kadabg-kadang ditambahkan mordant agar warna
cat lebih intensif. Cat-cat sederhana yang sering digunakan dilaboratorium
adalah: Methiylene blue, carbol fuchsin, gentianviolet dan safranin.
ü Pengecatan Deferensial
Prosedur
pewaraan dalam pengecatan ini memungkinkan pengamatan yang jelas perbedaan
antara sel-sel bakteri atau bagian-bagian sel bakteri. Selain untuk melihat
bentuk bakteri, pengecatan ini juga bertujuan untuk melihat sifat-sifat bakteri
terhadap cat dan untuk mengetahui bagian-bagian sel bakteri yang tidak dapat
diamati dengan pengecetan sederhana.
Pengecetan
deferensial dapat
dibedakan menjadi:
1.
Pengecetan
gram
Salah
satu teknik pengecatan yang paling penting dan banyak digunakan dalam bidang
mikrobiologi
adalah pengecatan gram, cara pengecatan ini dikembangkan oleh ahli bakteriologi
bernama hanscnristian gram pada tahun 1884.
2.
Pengecetan
ziehl-neelson (acid-faststaining)
Pengecatan
ini dimaksudkan untuk mengetahui sifat-sifat dari bakteria apakah bakteria itu
tahan asam (non acid-fast). Bakteri yang tahan asam mengandung semacam lemak
pada permukaan dari selnya. Masalah ini dapat ditanggulangi dengan pemanasan
yang ringan atau dengan detergen yang dapat mengencerkan komponen lemak yang
terdapat didalam dinding, sehingga cat dapat masuk kedalam isi sel. Akan tetapi
kalau tetap dicat, sel-sel ini tidak luntur dengan acid alkohol dan oleh sebab
itu disebut acid-fast (tahan asam). Pada pengecatan ziehl-neelson digunakan
tiga macam zat yaitu :
-
ziehl neelson A, yang terdiri dari ziehl
neelson’s carbol fuchsin.
-
ziehl neelson B, terdiri dari 3 % HCL
dalam 95% alkohol, atau 25% H2SO4 dalam 70% alkohol campuran ini disebut acid
alkohol.
-
Sebagai counterstain
digunakan Methyieme blue (loffer’s metilen blue).
3.
Pengecatan flagella
Beberapa mikroba dapat bergerak dari
suatu tempat ke tempat lain untuk mencari nutrien yang berguna bagi
kelangsungan hidupnya, pergerakan ini mungkin terjadi karena adanya kegiatan
organel sel seperti bulu-bulu getar dan bulu-bulu cambuk atau dengan penonjolan
sebagian sitoplasma sebagai pseudopodia. Cara pelekatan dan bagian keluarnya
dari permukaan sel merupakan karakteristik pada bakteria tertentu. Oleh karena
itu agak penting diketahui dalam mengadakan determinasi sel-sel bakteri. Oleh
karena tiap flagelium bakteri terdiri dari satu filamen protein tunggal yang
berpenampang banyak, 15 nanometer, maka pengamatannya agak sukar dilakukan
dibawah mikroskop optik. Masalah ini dapat diatasi dengan membubuhi mordant
pada preparat agar diameter filamen bertambah sampai batas kemampuan mikroskop
optik dan kemudian dicat. Pengecatan flagela ini dapat dilakukan dengan
bahan-bahan :
-
Kultur proteus sp dan pscudomos sp
-
Crystal violet
-
Cat flagella : leipson : flagella stainn dengan
komposisi sebagai berikut;
§ K AL(SO4)2,
12H2O(larutan jenuh dalam air 20 mil
§ Tannic acid
(20% larutan jenuh dalam air)…. 10 mil
§ Air suling……………………………………... 10 mil
§ Ethyl
alkohol 90%.......................................... 15 mil
§ Basicfuchsin
(larutan jenuh dalam 95% etil alkohol) 3 mil
4.
Pengecatan endospora
Banyaknya mikroba yang dapat
membentuk spora, akan tetapi endospora yang dibentuk bakteri ssangat unik
karena tahan terhadap berbagai macam kondisi lingkungan. Karena ketehanannnya
terdapat suhu yang tinggi, endospora bakteri dapat menimbulkan masalah dalam
industri makanan yang menggunakan proses pemanasan untuk pengawetan produknya,
bakteri-bakteri pembentuk endospora yang paqling penting adalah anggotaanggota
generabacillus dan clostridium. Metode yang digunakan untuk mewarnai endospora,
biasanya membutuhkan suaru langkah pemanasan untuk mengacu cat kedalam tubuh
spora.
Pengecatan spora dapat dilakukan
dengan alat dan bahan sebagai berikut :
·
Kultur
clostridium dan bacillus sp dalam nutrien-agar (berumur 7 hari)
·
Larutan
malacite green 5% dalam air
·
Safrani 5% dalam air dan kaca objek
5.
Pengecatan negatif
Maksud pengecatan negatif adalah
untuk mewarnai latar belakang atau bidang pemandangan dibawah mikroskop dan
bukan untuk mewarna sel-sel mikroba yang akan diperiksa. Pengecatan negatif
dapat digunakan untuk melihat lapisan kapsul yang menyelubungi tubuh bakteri
dengan hanya menggunakan satu macam cat saja. Lapisan-lapisan kapsul terdiri
dari polimer gula atau protein atau kombinasi kedua-duanya. Pengecatan negatif
dapat dilakukan dengan tata urutan kerja prosedur sebagai berikut :
a.
Teteskan migrosin (india ink), diatas kaca objek yang
bersih, diambil satu ose suspansi bakteri dan sioleskan pada tetesan mkgrosin.
Kemudian dicampur dengan migrosinnys.
b.
Preparat diratakan dengan menggunakan kaca obbjek. Preparat
dikeringkan diudara.
c.
Periksa dengan menggunakan mikroskop.
d.
Membuat laporan hasil pengamatan.
Sumber :
http://suryagobiologi.blogspot.com/2009/12/pengamatan-morfologi-bakteri-dengan.html/16-04-2014/12;03
Tidak ada komentar:
Posting Komentar