LAPORAN
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI I
STERILISASI DAN PEMBUATAN MEDIA
Dosen
Pengampu : Pujiati S.Si., M.Si
Madiun,
21 Mei 2014
Disusun
Oleh :
Kelompok
5, Kelas 4A
1.
Siska Aris Pratiwi 12. 431. 001
2.
Mega Rohmi N. M. 12. 431. 004
3.
Alfian Rif’atun N. 12. 431. 006
4.
Rista Yuliasari 12. 431. 010
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA
DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
IKIP
PGRI MADIUN
2014
STERILISASI
DAN PEMBUATAN MEDIA
A. JUDUL
Sterilisasi
dan Pembuatan Media
B. TANGGAL DAN WAKTU PELAKSANAAN
Praktikum dilaksanakan
pada Hari Rabu, Tanggal 21 Mei 2014, Pukul 10.10 sampai 14.30 di Laboratorium
Biologi 2 IKIP PGRI Madiun.
C.
TUJUAN
PENELITIAN
1. Mengenalkan
kepada mahasiswa tentang konsep dan teknik sterilisasi serta prosedur yang
harus dilakukan untuk keberhasilan pengkulturan.
2.
Memberi pengetahuan kepada mahasiswa
mengenai berbagai jenis media pertumbuhan dan menguasai cara – cara pembuatannya.
D.
DASAR
TEORI
1. Media
atau Medium
Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dan dikembangkan
pada suatu substrat yang disebut medium. Medium yang digunakan untuk
menumbuhkan dan mengembangbiakkan mikroorganisme tersebut harus sesuai susunannya
dengan kebutuhan jenis-jenis mikroorganisme yang bersangkutan. Beberapa
mikroorganisme dapat hidup baik pada medium yang sangat sederhana yang hanya
mengandung garam anorganik ditambah sumber karbon organik seperti gula.
Sedangkan mikroorganisme lainnya memerlukan suatu medium yang sangat kompleks
yaitu berupa medium ditambahkan darah atau bahan-bahan kompleks lainnya (Volk,1993).
Kelangsungan hidup dan
pertumbuhan mikroorganisme tergantung
pada nutrisi yang tersedia dan lingkungan pertumbuhan yang menguntungkan. Di dalam laboratorium, persiapan gizi yang digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme disebut media (tunggal, sedang) (Prescott, 2002). Media dapat digolongkan berdasarkan bentuk, susunan kimianya, dan fungsinya. Berdasarkan bentuknya terdiri dari media padat, media semi padat, dan media cair. Bahan makanan yang dbutuhkan mikroorganisme dibagi menjadi tujuh golongan yaitu air, sumber energi, sumber karbon, sumber aseptor elektron, sumber mineral, faktor tumbuh, dan sumber nitrogen (Pujiati, 2012).
pada nutrisi yang tersedia dan lingkungan pertumbuhan yang menguntungkan. Di dalam laboratorium, persiapan gizi yang digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme disebut media (tunggal, sedang) (Prescott, 2002). Media dapat digolongkan berdasarkan bentuk, susunan kimianya, dan fungsinya. Berdasarkan bentuknya terdiri dari media padat, media semi padat, dan media cair. Bahan makanan yang dbutuhkan mikroorganisme dibagi menjadi tujuh golongan yaitu air, sumber energi, sumber karbon, sumber aseptor elektron, sumber mineral, faktor tumbuh, dan sumber nitrogen (Pujiati, 2012).
Bahan –
bahan untuk membuat media pertumbuhan terdiri dari beberapa bahan, antara lain
:
a.
Bahan Dasar
1) Air (H2O)
atau Aquades, sebagai pelarut.
2) Agar,
sebagai pemadat media.
b.
Nutrisi atau zat makanan
1)
Sumber karbon dan energi, yang dapat diperoleh berupa
senyawa organik atao anorganik sesuai dengan sifat mikrobanya. Jasad heterotrof
memerlukan sumber karbon organik antara lain dari karbohidrat, lemak, protein
dan asam organik.
2)
Sumber nitrogen, mencakup asam amino, protein atau
senyawa bernitrogen lain.
3)
Vitamin – vitamin, yang bisa didapatkan dari berbagai
tumbuhan maupun hewan seperti wortel, kentang, tauge, dan lain-lain.
(Pujiati,
2012).
c.
Bahan Tambahan
Bahan –
bahan tambahan yaitu bahan yang ditambahkan ke medium dengan tujuan tertentu,
seperti garam (NaCl) yang digunakan sebagai sumber karbon dan sumber mineral
bagi mikroba, gula yang digunakan sebagai sumber karbon.
2.
Sterilisasi
Steril merupakan syarat mutlak keberhasilan kerja dalam lab mikrobiologi.
Dalam melakukan sterilisasi, diperlukan teknik-teknik agar sterilisasi dapat
dilakukan secara sempurna, dalam arti tidak ada mikroorganisme lain yang
mengkontaminasi media. Sterilisasi adalah proses untuk menjadikan alat-alat
terbebas dari segala bentuk kehidupan (Pujiati, 2012).
Sterilisasi yang umum dilakukan dapat berupa:
a.
Sterilisasi secara fisik (pemanasan, penggunaan sinar
gelombang pendek yang dapat dilakukan selama senyawa kimia yang akan
disterilkan tidak akan berubah atau terurai akibat temperatur atau tekanan
tinggi). Dengan udara panas, dipergunakan alat “bejana/ruang panas” (oven
dengan temperatur 170o – 180oC dan waktu yang digunakan
adalah 2 jam yang umumnya untuk peralatan gelas).
b.
Sterilisasi secara kimia (misalnya
dengan penggunaan disinfektan, larutan alkohol, larutan formalin).
c. Sterilisasi
secara mekanik, digunakan untuk beberapa bahan yang akibat pemanasan tinggi
atau tekanan tinggi akan mengalami perubahan, misalnya adalah dengan
saringan/filter. Sistem kerja filter, seperti pada saringan lain adalah
melakukan seleksi terhadap partikel-partikel yang lewat (dalam hal ini adalah
mikroba) (Suriawiria, 2005).
3. Uraian
Bahan
a. Kentang (Solanum tuberosum)
1) Klasifikasi
Regum : Plantae
Divisio :
Spermatophyta
Sub Divisio :
Angiospermae
Class :
Dicotyledoneae
Sub Class : Sympetalae
Ordo : Solanales
Familia : Solanaceae
Genus : Solanum
Species : Solanum tuberosum
Kegunaan :Untuk ekstraknya,
sebagai sumber nutrient mikroba.
2) Morfologi
Bagian batang yang terletak dibawah permukaan tanah tumbuh daun-daun kecil
seperti sisik pada ketiak daun terdapat tunas ketiak yang dapat tumbuh menjulur
secara diageotropik. Buku-buku (internode) yang memanjang dan melengkung pada
bagian ujungnya disebut stolon. Umbi Kentang merupakan bagian dari batang yang
berfungsi sebagai tempat menyimpan cadangan makanan serta untuk berproduksi. Tanaman Kentang yang berasal dari umbi tidak terdapat akar utama tetapi hanya akar halus
atau akar serabut
saja yang panjangnya dapat mencapai 60 cm. Dalam tanah akar banyak terdapat pada kedalaman 20 cm (Tjitrosoepomo, 2007).
b. Tauge (Arachis sp)
1. Klasifikasi
Regnum : Plantae
Divisio :
Spermatophyta
Sub Divisio : Angiospermae
Class :
Dicotyledoneae
Sub Class : Sympetalae
Ordo :
Leguminales
Familia : Leguminaceae
Genus : Arachis
Species : Arachis
sp
Kegunaan : Untuk ekstraknya, sebagai sumber nutrient
mikroba.
2. Morfologi
Tauge merupakan kecambah yang berasal dari biji-bijian, seperti kacang
hijau, yang memiliki bagian putih dengan panjang hingga tiga sentimeter. Bentuk
kecambah diperolah setelah biji diproses selama beberapa hari. Bentuk tauge
memang tergolong kecil dibandingkan dengan jenis sayuran lain, meskipun begitu,
tumbuhan ini memiliki kandungan manfaat yang tidak kecil. Sayuran tauge jenis
apapun, baik tauge kacang hijau, tauge kedelai, tauge alfafa, maupun jenis
tauge lainnya mengandung banyak sekali senyawa fitokimiawi yang sangat
berkhasiat. Salah satunya adalah kanavanin (canavanine), jenis asam amino bahan
penyusun arginin yang paling banyak tersimpan dalam tauge alfafa (Tjitrosoepomo, 2007).
c.
Potato Dextrose Agar (PDA)
PDA digunakan untuk menumbuhkan atau mengidentifikasi yeast dan kapang.
Dapat juga digunakan untuk enumerasi yeast dan kapang dalam suatu sampel atau
produk makanan. PDA cocok untuk pertumbuhan jamur. PDA mengandung sumber karbohidrat dalam jumlah cukup yaitu terdiri dari
20% ekstrak kentang dan 2% glukosa sehingga baik untuk pertumbuhan kapang dan
khamir tetapi kurang baik untuk pertumbuhan bakteri.
d.
Agar (Dirjen POM
Edisi III, 1979)
Nama resmi : AGAR
Nama lain : Agar-agar
Pemerian : Tidak berbau atau bau lemah, berasa musilago pada lidah.
Kelarutan : Tidak larut dalam air dingin, dan larut dalam air mendidih.
Kegunaan : Sebagai bahan pemadat medium.
Penyimpanan : Dalam wadah
tertutup baik.
Produksi : Difco TM
Bocton, Dickinson and company
Sparks, MD
21152 USA
4.
Autoklaf
Autoklaf
digunakan sebagai alat sterilisasi uap dengan tekanan tinggi. Penggunaan
autoklaf untuk sterilisasi, tutupnya jangan diletakkan sembarangan dan
dibuka-buka karena isi botol atau tempat medium akan meluap dan hanya boleh
dibuka ketika manometer menunjukkan angka 0 serta dilakukan pendinginan sedikit
demi sedikit. Medium yang mengandung vitamin, gelatin atau gula, maka setelah
sterilisasi medium harus segera didinginkan. Cara ini untuk menghindari zat
tersebut terurai. Medium dapat langsung disimpan di lemasi es jika medium sudah
dapat dipastikan steril (Dwidjoseputro, 1994). Biasanya untuk menyeterilkan
media digunakan suhu 121ºC dan tekanan 15 lb/in2 (SI 103,4 Kpa)
selama 15 menit (Pujiati, 2012).
E.
ALAT
DAN BAHAN
1. Alat
No.
|
Nama
Alat
|
Fungsi
|
Jumlah
|
1.
|
Tabung
reaksi
|
sebagai tempat dibuatnya media agar.
|
6
buah
|
2.
|
Rak
tabung reaksi
|
untuk meletakkan tabung reaksi.
|
1
buah
|
3.
|
Gelas
beker
|
Sebagai
wadah untuk mencampur dan merebus ekstraksi.
|
2
buah
|
4.
|
Kaki
3
|
Sebagai
peyangga gelas beker ketika dipanaskan.
|
1
buah
|
5.
|
Saringan
|
Untuk
menyaring ekstraksi.
|
1
buah
|
6.
|
Mortal
dan mortil
|
Untuk
menghaluskan bahan – bahan untuk praktikum.
|
|
7.
|
Bunsen
|
Sebagai
sumber panas.
|
1
buah
|
8.
|
Kompor
listrik
|
Sebagai
sumber panas.
|
1
buah
|
9.
|
Kapas
|
Sebagai
penyumbat tabung reaksi dan botol infus.
|
-
|
10.
|
Botol
infus
|
Sebagai
wadah ekstraksi cadangan.
|
1
buah
|
11.
|
Pipet
volume
|
Untuk
mengukur volume ekstraksi yang akan dibuat media ang dimasukkan dalam tabung
reaksi.
|
1
buah
|
12.
|
Pisau
|
Untuk
memotong bahan – bahan yang diperlukan dalam praktikum.
|
2
buah
|
13.
|
Botol
semprot
|
Sebagai
wadah alkohol yang akan digunakan untuk sterilisasi tempat dan tangan.
|
1
buah
|
14.
|
Alumunium
foil
|
Untuk
melapisi tabung reaksi yang telah disumbat kapas supaya uap air saat proses
sterilisasi dalam autoklaf tidak masuk dalam tabung reaksi.
|
-
|
15.
|
Timbangan
digital
|
Untuk
menimbang bahan – bahan yang dibutuhkan dalam praktikum.
|
1
buah
|
16.
|
Pengaduk
|
Untuk
mengaduk ekstraksi selama proses pencampuran hingga perebusan supaya agar –
agar tidak menggumpal.
|
1
buah
|
17.
|
Kertas
label
|
Untuk
melabeli paa tabung reaksi dan botol infus supaya tidak tertukar antar
reaksi.
|
-
|
18.
|
Autoklaf
|
Sebagai
alat sterilisasi uap dengan tekanan tinggi.
|
1
buah
|
2.
Bahan
No.
|
Nama bahan
|
Fungsi
|
Jumlah
|
1.
|
Aquades
|
Sebagai
pelarut ekstrak. Sebagai bahan untuk menghomogenkan larutan.
|
1000 ml
|
2.
|
NA
|
Sebagai media pertumbuhan
bakteri.
|
2,3 gr
|
3.
|
NaCl
|
Sebagai
tambahan pelarut.
|
0,5 gr
|
4.
|
PDA
|
Sebagai
media pertumbuhan kapang.
|
3,9 gr
|
5.
|
Gula
pasir
|
Sebagai sumber karbohidrat, sumber karbon organik, serta sebagai
sumber energi bagi mikroba.
|
6 gr
|
6.
|
Kentang
|
Sebagai
sumber nutrient mikroba.
|
50 gr
|
7.
|
Wortel
|
Sebagai
sumber nutrient mikroba.
|
50 gr
|
8.
|
Tauge
|
Sebagai
sumber energi, bahan mineral dan sumber nitrogen bagi mikroba.
|
7,5 gr
|
9.
|
Daging
ayam
|
Sebagai
pembuat kaldu ayam yang akan digunakan menjadi pelarut dalam pembuatan media.
|
50 gr
|
10.
|
Agar
bubuk
|
Sebagai
bahan pemadat medium.
|
9 gr
|
F. CARA KERJA
1. Pembuatan
Media PDA
a. Memasukkan
media PDA 3,9 gr kedalam gelas beker yang berisi 100 ml aquades.
b. Memanaskan
campuran PDA dan aquades sampai bahan terlarut dan mendidih sambil terus
diaduk.
c. Memasukkan
larutan kedalam tabung reaksi sebanyak 6 ml.
d. Menyumbat
tabung reaksi dengan kapas dan melapisinya menggunakan alumunium foil.
e.
Memasukkan tabung reaksi yang telah
berisi larutan kedalam autoklaf selama ± 2 jam dengan suhu 121ºC dan tekanan 2
atm.
f.
Mendinginkan media dengan posisi miring
(jangan sampai terkena kapas) hingga padat, kemudian memasukkan media kedalam
lemari pendingin (kulkas) sebelum medium digunakan dalam praktikum selanjutnya.
2. Pembuatan
Media NA
a. Memasukkan
media NA 2,3 gr kedalam gelas beker yang berisi 100 ml aquades.
b. Memanaskan
campuran NA dan Aquades sampai terlarut dan keluar gelembung pertama (jangan
sampai mendidih) sambil terus diaduk.
c. Memasukkan
larutan kedalam tabung reaksi sebanyak 6 ml.
d. Menyumbat
tabung reaksi dengan kapas dan melapisinya menggunakan alumunium foil.
e.
Memasukkan tabung reaksi yang telah
berisi larutan kedalam autoklaf selama ± 2 jam dengan suhu 121ºC dan tekanan 2
atm.
f. Mendinginkan
media dengan posisi miring (jangan sampai terkena kapas) hingga padat, kemudian
memasukkan media kedalam lemari pendingin (kulkas) sebelum medium digunakan dalam
praktikum selanjutnya.
3. Pembuatan
Ekstrak Kentang
a. Menghaluskan
kentang yang telah dikupas sebanyak 50 gr sampai hancur.
b. Memasukkan
kentang yang telas halus kedalam gelas beker yang berisi 200 ml aquades dan
merebusnya sampai mendidih.
c. Menyaring
larutan yang telah dingin sebanyak 100 ml kemudian menambahkan 3,5 gr agar –
agar dan 2 gr gula pasir kedalamnya.
d. Merebus
kembali larutan sampai mendidih sambil terus diaduk.
e. Memasukkan
larutan kedalam tabung reaksi sebanyak 6 ml.
f. Menyumbat
tabung reaksi dengan kapas dan melapisinya menggunakan alumunium foil.
g.
Memasukkan tabung reaksi yang telah
berisi larutan kedalam autoklaf selama ± 2 jam dengan suhu 121ºC dan tekanan 2
atm.
h.
Mendinginkan media dengan posisi miring
(jangan sampai terkena kapas) hingga padat, kemudian memasukkan media kedalam
lemari pendingin (kulkas) sebelum medium digunakan dalam praktikum selanjutnya.
4. Pembuatan
Ekstrak Daging Ayam
a. Menghaluskan
daging ayam segar sebanyak 50 gr.
b. Memasukkan
daging ayam yang telah halus kedalam gelas beker yang berisi 200 ml aquades dan
merebusnya sampai mendidih.
c. Menyaring
larutan yang telah dingin sebanyak 100 ml kemudian menambahkan 2 gr agar – agar
dan 0,5 gr garam kedalamnya.
d. Merebus
kembali larutan sampai mendidih sambil terus diaduk.
e. Memasukkan
larutan kedalam tabung reaksi sebanyak 6 ml.
f. Menyumbat
tabung reaksi dengan kapas dan melapisinya menggunakan alumunium foil.
g.
Memasukkan tabung reaksi yang telah
berisi larutan kedalam autoklaf selama ± 2 jam dengan suhu 121ºC dan tekanan 2
atm.
h.
Mendinginkan media dengan posisi miring
( jangan sampai terkena kapas) hingga padat, kemudian memasukkan media kedalam
lemari pendingin (kulkas) sebelum medium digunakan dalam praktikum selanjutnya.
5. Pembuatan
Ekstrak Tauge
a. Menghaluskan
7,5 gr tauge.
b. Memasukkan
tauge yang telah halus kedalam gelas beker yang berisi 200 ml aquades dan
merebusnya sampai mendidih.
c. Menyaring
larutan yang telah dingin sebanyak 100 ml kemudian menambahkan 3 gr agar – agar
dan 4 gr gula pasir kedalamnya.
d. Merebus
kembali larutan sampai mendidih sambil terus diaduk.
e. Memasukkan
larutan kedalam 6 tabung reaksi, masing - masing sebanyak 6 ml.
f. Menyumbat
tabung reaksi dengan kapas dan melapisinya menggunakan alumunium foil.
i.
Memasukkan tabung reaksi yang telah
berisi larutan kedalam autoklaf selama ± 2 jam dengan suhu 121ºC dan tekanan 2
atm.
j.
Mendinginkan media dengan posisi miring
(jangan sampai terkena kapas) hingga padat, kemudian memasukkan media kedalam
lemari pendingin (kulkas) sebelum medium digunakan dalam praktikum selanjutnya.
6. Pembuatan
Ekstrak Wortel
a. Menghaluskan
wortel sebanyak 50 gr.
b. Memasukkan
wortel yang telah halus kedalam gelas beker yang berisi 200 ml aquades dan
merebusnya sampai mendidih.
c. Menyaring
larutan yang telah dingin sebanyak 100 ml kemudian menambahkan 3,5 gr agar –
agar kedalamnya.
d. Merebus
kembali larutan sampai mendidih sambil terus diaduk.
e. Memasukkan
larutan kedalam tabung reaksi sebanyak 6 ml.
f. Menyumbat
tabung reaksi dengan kapas dan melapisinya menggunakan alumunium foil.
g. Memasukkan
tabung reaksi yang telah berisi larutan kedalam autoklaf selama ± 2 jam dengan
suhu 121ºC dan tekanan 2 atm.
h.
Mendinginkan media dengan posisi miring
(jangan sampai terkena kapas) hingga padat, kemudian memasukkan media kedalam
lemari pendingin (kulkas) sebelum medium digunakan dalam praktikum selanjutnya.
G.
DATA
HASIL PENGAMATAN
Sebelum melakukan praktikum
mensterilkan semua alat dan bahan dengan menyemprotkan alkohol. Sterilisasi
berguna untuk mematikan mikroba yang tidak diinginkan agar tidak ikut tumbuh
pada media. Pembuatan media disterilisasi menggunakan autoklaf dengan tekanan 2 atm dan suhu 121ºC. Suhu dan
tekanan tinggi yang diberikan kepada alat dan media yang disterilisasi
memberikan kekuatan yang lebih besar untuk membunuh sel dibanding dengan udara
panas. Pembuatan semua media dilakukan dengan pemanasan sehingga zat-zat yang
terkandung dalam bahan tersebut benar-benar terekstrak, pada bahan-bahan
tertentu perlu ditambahkan bahan-bahan tambahan media tauge ditambahkan gula 4
media daging agar ditambahkan NaCl, setelah semua selesai ditambah agar dan
mendidih dimasukkan kedalam tabung reaksi sebanyak 6ml lalu ditutup kapas sampai
rapat lalu ditutup alumunium foil dan mensterilkan menggunakan autoklaf, setelah
selesai media dimiringkan sampai agar mengendap. Media yang digunakan adalah
wortel, tauge, kentang dan daging karena kentang mengandung banyak karbohidrat
sehingga dapat digunakan sebagai sumber karbon, daging mengandung protein yang
digunakan sebagai sumber nitrogen. Sedangkan wortel dan tauge mengandung banyak
nutrisi sehingga digunakan sebagai sumber nutrisi. Keseluruhan sumber tersebut
merupakan bahan makanan yang dibutuhkan mikroorganisme untuk tumbuh.
H.
DOKUMENTASI
1. Proses
Pembuatan Media PDA
|
|
|
1. Menyiapkan dan mensterilkan alat, tempat dan tangan
praktikan menggunakan alkohol.
|
2. Menimbang PDA sebanyak 3,9 gr, kemudian memasukkannya dalam
gelas beker yang telah berisi 100 ml aquades.
|
3.
Memanaskan
larutan PDA hingga mendidih.
|
|
|
|
4.
Memasukkan larutan PDA yang telah mendidih kedalam 6
tabung reaksi, masing – masing 6 ml.
|
5. Tabung reaksi yang telah berisi larutan PDA disumbat kapas
dengan rapat dan melapisinya menggunakan alumunium foil.
|
6.
Mensterilkan
larutan PDA atau medium dalam autoklaf selama ± 2 jam, dan suhu 121ºC.
|
|
7. Mendinginkan larutan PDA atau medium dengan posisi miring
(jangan sampai terkena kapas).
|
8.
Medium
yang telah dingin dimasukkan dalam kulkas sebelum digunakan pada praktikum
selanjutnya.
|
2. Pembuatan
Media NA
|
|
|
1. Menyiapkan dan mensterilkan alat, tempat dan tangan
praktikan menggunakan alkohol.
|
2.
Menimbang
Nutrient Agar sebanyak 2,3 gr.
|
3.
Mengukur
aquades sebanyak 100 ml menggunakan gelas ukur dan memasukkannya kedalam
gelas beker.
|
|
|
|
4.
Memasukkan nutrient agar kedalam gelas beker yang telah
berisi 100 ml aquades.
|
5.
Memanaskan
larutan NA hingga muncul gelembung pertama dan selama proses pemanasan terus
diaduk supaya tidak terjadi penggumpalan.
|
6. Memasukkan larutan NA yang
telah mendidih kedalam 12 tabung reaksi, masing-masing 6 ml dan menyumbatnya
dengan kapas dan dilapisi alumunium foil.
|
|
|
|
7.
Mensterilkan
larutan NA atau medium dalam autoklaf selama ± 2 jam, dan suhu 121ºC.
|
8.
Mendinginkan larutan NA atau medium
dengan posisi miring (jangan sampai terkena kapas). Kemudian menyimpannya
dalam lemari pendingin.
|
3. Proses
Pembuatan Ekstrak Kentang
|
|
|
1.
Menyiapkan
dan mensterilkan tempat, alat dan tangan praktikan menggunakan alkohol.
|
2.
Menimbang
kentang yang telah dikupas sebanyak 50 gr.
|
3.
Menghaluskan
kentang yang telah ditimbang untuk memudahkan dalam proses pemanasan.
|
|
|
|
4.
Memasukkan kentang yang telah halus
kedalam gelas beker yang berisi 200 ml aquades dan memanaskannya hingga
mendidih.
|
5. Menyaring larutan kentang yang
telah mendidih dan mengambilnya sebanyak 100 ml.
|
6.
Menimbang
2 gr bubuk agar dan menambahkannya kedalam 100 ml larutan kentang yang telah
disaring.
|
|
|
|
7.
Memanaskan kembali larutan yang ditambahkan bubuk agar
hingga mendidih dan mengaduknya secara kontinu.
|
8. Memasukkan larutan yang telah
mendidih kedalam 6 tabung reaksi, masing-masing 6 ml.
|
9.
Menyumbat tabung reaksi menggunakan
kapas hingga rapat dan melapisinya dengan alumunium foil.
|
|
|
|
10.
Memasukkan sisa larutan kedalam
botol infus untuk dijadikan medium cadangan.
|
11. Mensterilkan larutan kentang
atau medium dalam autoklaf selama ± 2 jam, dan suhu 121ºC.
|
12. Mendinginkan larutan kentang atau medium dengan posisi
miring (jangan sampai terkena kapas). Kemudian menyimpannya dalam lemari
pendingin.
|
4.
Proses Pembuatan Media Daging Ayam
|
|
|
1.
Menyiapkan dan mensterilkan alat, tempat dan tangan
praktikan menggunakan alkohol.
|
2.
Menimbang daging ayam tanpa lemak sebanyak 50 gr.
|
3. Menghaluskan 50 gr daging menggunakan mortal dan mortil.
|
|
|
|
4.
Memanaskan daging yang telah halus dengan 200 ml aquades
menggunakan gelas beker hingga mendidih.
|
5.
Menyaring larutan yang telah mendidih dan mengambilnya
sebanyak 100 ml.
|
6.
Menimbang bubuk agar sebanyak 2 gr dan NaCl sebanyak 0,5
gr, kemudian memasukkannya kedalam 100 ml larutan yang telah disaring.
|
|
|
|
7.
Memanaskan kembali larutan hingga
mendidih sambil terus diaduk.
|
8.
Memasukkan larutan yang telah
menddih kedalam 6 tabung reaksi, masin-masing 6 ml dan sisanya dimasukkan
kedalam botol infus.
|
9.
Menyumbat tabung reaksi dan botol
infus menggunakan kapas dengan rapat dan melapisinya menggunakan alumunium
foil.
|
|
|
|
10. Mensterilkan larutan kentang
atau medium dalam autoklaf selama ± 2 jam, dan suhu 121ºC.
|
11.
Mendinginkan larutan daging ayam
atau media dengan posisi miring (jangan sampai terkena kapas). Kemudian
menyimpannya dalam lemari pendingin.
|
5. Proses
Pembuatan Media Tauge Agar
|
|
|
1.
Menyiapkan
dan mensterilkan alat, tempat dan tangan praktikan menggunakan alkohol.
|
2.
Menimbang tauge sebanyak 7,5 gr.
|
3.
Menghaluskan
tauge menggunakan mortal dan mortil.
|
|
|
|
4. Mencampurkan tauge yang sudah dihaluskan ke dalam gelas beker yang telah berisi 200 ml aquades.
|
5. Memanaskan campuran tauge dan
aquades hingga mendidih.
|
6. Menyaring ekstrak tauge
dan mengambil bagian yang jernih sebanyak 100 ml.
|
|
|
|
7. Menimbang
gula sebanyak 4 gr dan agar sebanyak 3 gr.
|
8. Memasukkan gula dan agar yang
telah ditimbang kedalam 100 ml larutan jernih.
|
9.
Memanaskan kembali larutan hingga keluar gelembung pertama sambil mengaduknya
secar kontinu.
|
|
|
|
10.
Memasukkan larutan yang telah mendidih kedalam 6 tabung reaksi masing-masing
sebanyak 6 ml, kemudian menyumbat tabung reaksi dengan kapas dan melapisinya
menggunakan alumunium foil.
|
11. Mensterilkan larutan
kentang atau medium dalam autoklaf selama ± 2 jam, dan suhu 121ºC.
|
12. Mendinginkan larutan tauge atau media dengan posisi miring
(jangan sampai terkena kapas). Kemudian menyimpannya dalam lemari pendingin.
|
6. Proses
Pembuatan Media Ekstrak Wortel
|
|
|
1. menyiapkan dan mensterilkan
alat, tempat dan tangan praktikan menggunakan alkohol.
|
2. menimbang wortel yang telah
dikupas sebanyak 50 gr.
|
3.
menghaluskan wortel menggunakan mortal dan mortil.
|
|
|
|
4. memanaskan wortel yang telah
halus dengan aquades 200 ml hingga mendidih.
|
5. menyaring ekstrak wortel dan
mengambilnya sebanyak 100 ml.
|
6.
menimbang agar bubuk sebanyak 2 gr.
|
|
|
|
7. merebus kembali ekstrak wortel dan menambahkan bubuk
agar sambil mengaduknya secara kontinu.
|
8. Memasukkan ekstrak kedalam
tabung reaksi, masing – masing sebanyak 6 ml. Kemudian menyumbat tabung
menggunakan kapas dan melapisinya dengan alumunium foil.
|
9.
mensterilkan media menggunakan autoklaf, dengan suhu 121oC, dan
tekanan 2 atm selama ±2 jam.
|
|
10. mendinginkan larutan PDA atau medium dengan posisi
miring. Kemudian medium yang telah dingin dimasukkan dalam kulkas sebelum
digunakan pada praktikum selanjutnya.
|
I. PEMBAHASAN
Steril
merupakan syarat utama dalam praktikum, apalagi dalam praktikum mikrobiologi. Sterilisasi
dapat dilakukan dengan banyak cara, diantaranya dapat secara langsung
menggunakan alkohol yang disemprotkan ke alat, tempat dan tangan praktikan
sebelum melakukan praktikum. Alkohol sebagai disinfektan dengan cara melarutkan
lipid pada membran sel mikroorganisme dan mendenaturasi protein yang dimiliki
oleh mikroorganisme tersebut (Pratiwi, 2008). Meskipun mampu mensterilkan alat
– alat dan bahan, alkohol tidak cocok digunakan pada kulit sebab alkohol hanya
membunuh sel vegetatif mikroorganisme diatas permukaan kulit tetapi tidak
membunuh endospora, sel resisten atau sel yang lebih dalam yang berada di pori
– pori kulit. Alkohol hanya mampu menghambat mikroba tetapi tidak dapat
mensterilkan kulit (Dwijoseputro, 2003). Selain itu dapat juga dilakukan dengan
uap air panas beertekanan, yakni sterilisasi menggunakan auotklaf. Autoklaf
merupakan alat untuk mensterilkan berbagai macam alat dan bahan yang
menggunakan tekanan 15 psi (2 atm) dan suhu 121ºC (Pujiati, 2012).
Praktikum mikrobiologi kali ini, kami menggunakan
dua cara tersebut untuk proses sterilisasi. Untuk penggunaan autoklaf, autoklaf
terlebih dahulu dipanaskan selama 15 menit, kemudian tabung reaksi yang berisi
media pertumbuhan mikroba atau larutan agar dimasukkan kedalam autoklaf hingga
mencapai suhu ±121º C atau sekitar ±2
jam. Cara ini merupakan cara yang biasa digunakan dalam beberapa praktikum
mikrobiologi pada saat sterilisasi.
Pembuatan media pertumbuhan mikroba pada praktikum
kali ini tidak hanya menggunakan aquades dan nutrient agar saja, tetapi ada
beberapa media dengan tambahan ekstrak tertentu dan proses pembuatannya terbagi
menjadi beberapa kelompok, yakni;
1. Kelompok
Pembuatan Media NA
Kelompok ini membuat
media pertumbuhan dengan hanya menggunakan campuran aquades dan `natrium agar.
Tingkat keberhasilan pembuatan media ini sangatlah tinggi, karena apabila
dibandingkan dengan media yang ada penambahan ekstrak lain, media ini lebih
mudah dalam pembuatannya. Tetapi, ternyata ada juga yang tidak berhasil dalam
pembuatan media ini, hal ini kemungkinan disebabkan kurangnya ketelitian dalam
praktikum dan tergesa – gesa.
2. Kelompok
Pembuatan Media PDA
Kelompok ini membuat
media pertumbuhan mikroba menggunakan Potato
Dextrose Agar (PDA) yang berguna untuk menumbuhkan atau mengidentifikasikan
yeast atau kapang. Bahan yang digunakan hanyalah aquades dan bubuk PDA. PDA
sendiri sudah ada dalam bentuk instantnya (dalam bentuk bubuk) sehingga tidak
perlu membuatnya terlebih dahulu.
3. Kelompok
Pembuatan Media Ekstrak Kentang
Kelompok ini
menggunakan tambahan ekstrak kentang dalam pembuatan media pertumbuhan mikroba.
Kentang yang mengandung banyak karbohidrat berguna sebagai sumber karbon yang
dibutuhkan untuk pertumbuhan mikroba. Kelompok ini mencampurkan larutan ekstrak
kentang dengan bubuk agar serta gula pasir dalam pembuatan media. Dalam
pembuatan media ektrak kentang ini diperlukan penyaringan, untuk mendapatkan
larutan yang jernih tanpa tercampur dengan daging kentang masih kasar sehingga
tidak mempengaruhi petumbuhan mikroba yang nantinya akan ditumbuhkan pada media
ini.
4. Kelompok
Pembuatan Media Kaldu Daging Ayam
Membuat media
pertumbuhan mikroba kaldu ayam ini menggunakan daging ayam tanpa lemak untuk
membuat kaldunya, selain kaldu daging ayam dan agar, juga ditambahkan NaCl
(garam) dalam pembuatannya yang berguna
sebagai sumber karbon dan sumber mineral bagi mikroba.
5. Kelompok
Pembuatan Media Ekstrak Tauge
Kelompok
ini menggunakan ekstrak tauge sebagai pelarut bubuk agar. Tauge sendiri
mengandung bahan yang berguna sebagai sumber nutrient bagi mikroba, sehingga
cocok untuk bahan pembuatan media pertumbuhan mikroba. Selain itu, juga
ditambahkan gula pasir dalam campuran larutan ekstrak tauge dengan agar yang
berguna sebagai sumber karbon.
6. Kelompok
Pembuatan Media Ekstrak Wortel
Kelompok terakhir ini,
menggunakan ekstrak wortel sebagai pelarut bubuk agar. Selain larutan ekstrak
wortel dan bubuk agar tidak ada tambahan bahan lain seperti halnya dalam
pembuatan media ekstrak kentang dan ekstrak tauge yang ditambahkan gula pasir,
serta media kaldu daging ayam yang ditambahkan garam. Tetapi dalam praktikum
kali ini, ada sedikit kesalahan atau kurang ketelitian dari paktikan, yakni
saat proses penyaringan, saringan yang digunakan memiliki pori atau lubang
kurang kecil sehingga masih ada sebagian ampas wortel yang tercampur dalam
media yang dipadatkan dan nantinya akan berpengaruh terhadap hasil pertumbuhan
mikroba yang ditumbuhkan dalam media ini.
Keseluruhan
proses pembuatan media dalam praktikum ini, dilakukan pemanasan sebanyak 2
kali, pertama pemanasan untuk membuat ekstrak dan yang kedua adalah pemanasan
untuk mencampurkan pelarut yang berupa ekstrak hasil dari pemanasan pertama
dengan bubuk agar dan bahan tambahan lainnya. Tetapi untuk media NA dan PDA
hanya memerlukan 1 kali perebusan karena pelarut yang digunakan adalah aquades.
Selain itu seluruh media menggunakan bahan agar, yang menjadi pemadat medium,
selama proses pemanasan yang telah ditambahkan bubuk agar larutan harus selalu
diaduk supaya tidak terjadi penggunpalan pada larutan.
Bahan,
alat maupun praktikan haruslah benar – benar steril, terutama kesterilan tabung
reaksi, karena tabung reaksi akan menjadi tempat dibuatnya media untuk
pertumbuhan mikroba. Dengan begitu tabung reaksi yang masing kosong sebelumnya
disterilkan terlebih dahulu menggunakan alkohol, kemudian tabung reaksi yang
masih kosong disumbat menggunakan kapas hingga benar – benar rapat (terdengar
bunyi “puk” saat kapas dilepas) dan kapas hanya dilepaskan saat akan memasukkan
media yang akan dipadatkan dan langsung menutupnya kembali untuk menghindarkan
terkontaminasinya media dari mikroba yang banyak terdapat di alam bebas.
Sebelum tabung reaksi yang telah diumbat menggunakan kapan tersebut disterilkan
dalam autoklaf, terlebih dahulu bagian mult tabung reaksi dilapisi menggunakan
alumunium foil dengan tujuan supaya uap air saat proses sterilisasi tidak masuk
kedalam tabung reaksi yang telah berisi media dan mengkontaminasinya.
Proses
sterilisasi terakhir dari praktikum pembuatan media ini adalah mensterilkan
media yang sudah berada dalam tabung reaksi menggunakan autoklaf dengan suhu
121ºC dan tekanan 2 atm atau sekitar ±2 jam. Setelah proses sterilisasi dalam autoklaf
selesai media didinginkan dengan posisi miring tetapi jangan sampai terkena
kapas penyumbang tabung reaksi supaya tidak terkontaminasi hingga media menjadi
padat. Setelah, media menjadi padat kemudian media dimasukkan dalam lemari
pendingin (kulkas) sebelum digunakan dalam praktikum selanjutnya supaya media
tidak rusak.
J.
KESIMPULAN
Praktikum pembuatan media pertumbuhan mikroba,
steril merupakan hal yang penting, karena steril menjadi faktor berhasil
tidaknya praktikum. Sterilisasi dapat dilakukan dengan banyak cara diantaranya
yakni menggunakan alkohol sebagai penyeteril alat, bahan dan penghambat
pertumbuhan mikroba bagi praktikan serta menggunakan autoklaf sebagai penyeteril
medium.
Pembuatan media pertumbuhan mikroba dapat dilakukan
dengan berbagai bahan tambahan selain aquades dan bubuk agar saja, bubuk agar
hanya berguna sebagai pemadat medium, bukan sebagai media utama untuk
pertumbuhan mikroba. Dari praktikum ini diketahui pula bahwa berbeda pelarut
maupun bahan pembuatan media, berbeda pula perlakuan ataupun tambahan bahan
lain yang diperlukan.
DAFTAR PUSTAKA
Atlas, Ronald. 2005. Handbook of Media for Environmental Microbiology Second Edition. USA: Taylor & Francis Group.
Dwidjoseputro,
D. 1994. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta:
Djambatan.
Presscott, Harley. 2002. Laboratory Exercises in Microbiology Fifth
Edition. The McGraw-Hill Companies.
Pujiati.
2012. Petunjuk Praktikum Mikrobiologi
Dasar. Madiun: Ikip PGRI Madiun Press.
Tjitrosoepomo.G.2007. Taksonomi Tumbuhan Obat-Obatan. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Volk
, W. A & Wheeler. M. F. 1993. Mikrobiologi
Dasar Jilid 1 Edisi ke 5. Jakarta: Erlangga.